Selasa

Cinta itu Datang Ketika Dia Pergi............

Aku pikir jatuh cinta itu indah, ternyata tidak. justru sebaliknya jatuh cinta itu menyakitkan. Tapi aku tak bisa ingkari perasaan cinta yang saat ini hadir dihatiku, datang begitu tiba-tiba disaat aku tak punya persiapan apapun. Dika begitulah nama lelaki itu,lelaki yang pernah meluluhkan hatiku sedemikian cepatnya sampai aku melihatnya begitu sempurnanya.Aku masih menatap potonya tuk yang terakhir kali sebelum semuanya kusimpan bersama barang-barang pemberiannya. Besok aku akan menikah, menikah dengan seseorang yang sejujurnya tak begitu kukenal meski dia sudah menemani hari-hariku setahun lamanya
“Sekarang apa perbedaan semut dengan gajah?” teriak seseorang di balik jendelaku, aku memandang keluar lewat jendela terlihat gerombolan anak putih abu-abu lewat menengteng tas masing-masing sambil bercanda ria.
“Aku tahu jawabannya apa perbedaannya, semut itu kecil, kalau gajah besar”kata seseorng temannya sambil melompat kedepan
“Yee…namanya juga tebak-tebakan masa jawabannya gitu”jawab yang tadi memberikan pertanyaan
“Terus apa?”kata yang lainnya
“Kalau gajah suka kesemutan kalau semut gak suka kegajahan ha..ha..” jawabnya diirigi tawa anak-anak lainnya.

Akupun mengulum senyum, dan ingat dika lagi…sampai kapan aku bisa melupakannya, dua tahun, tiga tahun atau sampai kapan…sampai gelar doktorku kuraih…

“jalani semua
biar kujalani bersamamu
kuingin engkau jadi milikku
kuingin kau disampingku
tanpa dirimu
kuhanya manusia tanpa cinta
dan hanya dirimu yang bisa membawa surga dalam hatiku”

Lagu “kuingin kamu"nya romance mengalun lembut membuatku teringat akan masa-masa bersama dika, tidak! airmataku tidak boleh mengalir lagi, keputusanku untuk menikah dan melupakannya tidaklah salah karena akupun perlu melanjutkan hidupku lagi.

“Mey….! kenapa sih kamu jadi ketus begitu?”katanya sambil mengejarku
“Kamu cemburu ya…”tebaknya sambil memegang tanganku, aku masih menunduk menatap ibu jari kakiku mempermainkan pasir pantai
“Sapa yang cemburu” jawabku masih ketus sambil mengalihkan pandangan ke arah laut
“Terus kalau bukan cemburu…kenapa sikap kamu jadi gitu”
“Ya mau aja gini”
“Tapi kan tidak biasanya kamu kayak gini”
Akupun merasa gondok padanya “Sudah berapa lama sih kau mengenalku tidak mengertikah kau kalau aku sangat cemburu” dalam hati aku hanya bisa bergumam
“Terus tadi siapa?”tanyaku lagi
“Tadi yang mana?”
“Tadi ya tadi yang jalan bareng sama kamu dari perpus”
“Oh itu…itu Erika”
“Dan itu pacar baru kamu”
“Haha…aku tahu kamu benar-benar cemburu ya”
“Kalau benar-benar cemburu memangnya kenapa”
“Ya senang aja berarti kamu cinta ma aku”katanya senyum-senyum sambil duduk
“Tenang aku masih jadi cowok setia kok”jawabnya lagi sambil mainkan air ombak yang menyapu kakinya
“Iya cowok SETIA setiap tikungan ada”
“Hehe…sini duduk dulu, tadi itu Erika sepupuku yang dari Jakarta, dia lagi nyari referen buat skripsinya, udah jelaskan. kamu juga pernah lihat potonya”katanya sambil menarikku untuk duduk disebelahnya
“Ndak percaya”
“Lho…kok ndak percaya, ingat ya mey kemanapun aku pergi, apapun yang terjadi aku tetap akan pulang kehatimu juga” katanya pelan tapi pasti
“Dasar gombal!”kataku sambil memungut pasir pantai dan dilemparkan ke arahnya sambil berlari cepat, dia balik mengejar sambil memungut pasir lagi
“Aku serius, tidak gombal mey!” teriaknya diantara deru ombak
“Gak percaya, itu namanya gombal masih saja merasa kayak anak ABG padahal dah mau sarjana”teriakku lagi dengan kencengnya
“Gak papa ABG akhir” jawabnya sambil ngakak, kamipun saling berkejaran

“Mey…!meyy…!” teriakan ibuku mengagetkanku
“Anak ibu pagi-pagi dah melamun, katanya mau ngambil baju pengantin. itu…randi dah nunggu dari tadi, kenapa? ibu perhatiin kamu ahir-akhir ini melamun terus, ada apa?”katanya lagi sambil memegang kedua bahuku
“Gak ada apa-apa kok bu, kok ibu bisa ada di sini?” tanyaku sambil menghadapnya tak lupa kutelungkupkan poto dika terlebih dahulu supaya ibu tidak melihatnya
“Habis tadi diketuk pintunya gak dijawab-jawab ya sudah ibu masuk aja, kamu kenapa…kamu habis nangis mata kamu merah sayang”
“Ndak apa-apa bu, mey sedih aja, nanti kalau mey menikah ibu dengan siapa?”kataku sambil memeluknya
“Ibukan masih ada adik-adikmu sayang, seharusnya sekarang kamu bahagia, jangan nangis lagi ya, ndak baik calon pengantin nangis mulu” tuturnya sambil membelai rambutku dan menghapus sisa –sisa airmataku yang menetes “Sudah ya, randi dah menunggu lama nanti dia kesal”
akupun tersenyum dan berjalan keluar.

Hari itu setelah mengambil baju pengantin randi mengajakku kesebuah tempat, katanya mau bertemu teman lamanya untuk mengundangnya supaya datang ke pesta pernikahan kami. Sampai di depan rumah temannya, kami disambut oleh seseorang yang sama sekali aku gak kenal, baru kemudian aku kenal kalau itu resti masih teman lamanya randi katanya, kayak mau reunian aja kataku, kami disuruh menuju belakang rumah, sampai di sana aku melihat seseorang membelakangi kami sedang melukis sosok perempuan dan kalau kulihat-lihat sosok itu mirip sekali denganku.Aku sedikit terhenyak semakin tak mengerti
“Selamat siang ka”
laki-laki yang sedang melukis itu menoleh pada kami dan “Degg” jantungku rasanya seperti mau copot dan kulihat orang yang melukis sosok diriku itu juga kelihatan terkejut
“Dika…!”teriakku tercekat di tenggorokan airmataku sudah mengambang dipelupuk mata, baru saja tadi pagi aku berjanji untuk tidak mengingatnya lagi sekarang orang itu ada di depanku
“Mey …!”teriaknya sama-sama terkejut
aku tak bisa menatapnya, tidak…aku tak bisa menatapnya, kenapa dia datang disaat pernikahanku ada di depan mata
“Jadi dia teman lama kamu?” tanyaku pada Randi
“Iya mey, setidaknya setelah aku tahu ketika kau selalu menangisi potonya, aku tanya kamu tapi kamu menjawab tidak ada apa-apa, sedangkan matamu menjawab tidak demikian.Tapi waktu itu tidak sengaja aku membaca diarymu yang tertinggal di mobilku, aku tahu kalau kamu sama dika pernah menjalin suatu hubungan, sejak saat itu aku mencari dika supaya aku bisa menghapus kesedihan kamu”
“Tapi kenapa kamu lakukan ini semua, padahal pernikahan kita sudah di depan mata”
“Aku ingin kau dan dika besok menikah”jawab Randi sambil menyalami Dika
“Selamat ya dik, semoga kalian bahagia”katanya lalu pergi, aku mengejarnya tanpa mempedulikan kehadiran Dika lagi

Di tengah jalan di depan rumahnya Dika, sebuah truk menyambut sosok Randi. Aku menjerit mengingatkannya tapi semuanya terlambat.

Ruang ICU…
bau obat menusuk hidungku, kulihat Randi belum sadarkan diri. hampir seluruh wajahnya penuh dengan balutan perban begitu juga dengan sebagian tubuhnya.Aku masih menangis di sisinya layaknya Audi yang menangis semalam. Dika duduk di dekatku bersama kedua orang tua Randi. Hari ini yang seharusnya hari pernikahan kami tapi sudah berganti dengan insiden yang tidak diinginkan
“Mey…”katanya ketika siuman
aku segera mendekat kearahnya. “Aku ingin kau menikah dengan Dika” katanya sambil terbata-bata
“Tidak Ran, Mey sudah menjadi masalalu aku, dia bukan cewek aku lagi sekarang” jawab Dika tiba-tiba disela-sela pembicaraan kami
“Tapi kau cinta pertama Mey, aku tidak ingin Mey mengingatmu terus, dia sangat mencintaimu”kata Randi lagi
“Memangnya ada apa dengan cinta pertama Ran,benar kata Dika, Dika Cuma masalaluku, kamu calon suamiku, aku hanya ingin menikah denganmu, kamulah masa depanku saat ini ” jawabku masih berkaca-kaca
“Iya Ran, menikahlah dengan Mey, penghulu sudah datang kemari, aku ikhlas kok” kata Dika lagi

Disaksikan Dika, keluarga dari pihak Aku ma Randi dan para undangan akupun menikah dengan Randi. Tapi aku tidak tahu kalau ini adalah hari kebahagianku juga hari yang paling menyedihkan bagiku. Karena sesudah ijab Kabul kami Randipun meninggalkanku untuk selama-lamanya. Dan seperti kata orang-orang kita akan merasakan cinta yang benar-benar setelah orang yang mencintai kita pergi meninggalkan kita dan tentunya kehilangan seperti biasa menyisakan luka dan airmata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quality advertising. Big traffic. Increase sales. Promote your website. Advertise your product to shoppers.