Kamis

Bis Cinta di Padalarang

Bis Cinta di Padalarang
Liburan semester sudah berakhir, pagi-pagi buta aku pergi meninggalkan kampung halamanku untuk kembali kekota kembang melanjutkan kuliahku yang kepending karena liburan semester. Sepeda motor yang kutumpangi melaju kencang menuju terminal membelah kegelapan pagi mengibaskan udara yang menusuk-nusuk tulangku disela-sea balutan jeket biruku.Dingin inilah yang selalu membuatku merasa rindu akan desaku, dan hawa sejuknya akan selalu mengingatkanku akan ayah dan ibuku…hah…baru saja sampai ke terminal rasa rindu ini telah menyergapku…

Aku baru saja ganti bis tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, masuk serombongan pengamen menyanyikan lagu kehilangannya firman, akupun terbuai lalu tertidur. Entah sudah berapa jam aku tertidur tahu-tahu ketika terjaga hujan sudah reda, aku menatap keluar ternyata hampr masuk padalarang, kuhela napasku sejenak, kugeser kaca bis ku sedikit. Dan tiba-tiba bis yang kutumpangi oleng. Lajunya semakin kencang. Dua orang wanita setengah baya yang duduk didepanku berteriak-teriak tak karuan. Matanya awas kedepan. Sementara yang satu berpegangan lengan kawanny. “awas, pak sopir!”teriak salah sorang penumpang mengingatkan pak sopir.dan, tak lama kemudian ….brak!aku mendengar suara benda beraadu keras seperti suara ledakan diiringi sura jeritan penumpang. Tubuhku terpelanting jauh kesamping,gelap. Sayup-sayup terdengar suara erangan lalu hening.
Dan ketika kusadar kulihat orang-orang terluka disekelilingku semuanya tak ada yang bersuara entah sudah mati atau hanya pingsan, aku merintih kesakitan saat kurasa tanganku begitu sangat sakit begitu juga dengan kakiku yang memang ternyata tertindih barang bawaan penumpang.aku berusaha mengeluarkan diri, rasa sakit itu semakin mendera, aku semakin lemah, tenagaku hamper habisdan tiba-tiba tanganku ada yang menarik
“ayo…cepat kau pasti bisa!”katanya sambil menatapku dan menarikku cepat
“aku sudah tidak kuat,”kataku perlahan dan mataku berkunang-kunang lagi,dia dapat mengeluarkanku tapi pandanganku mulai kabur dan aku tidak tahu lagi apa yag terjadi
Bau obat menusuk hidungku, saat aku tersadar terlihat dimana –mana serba putih. Tangan dan kakiku penuh dengan balutan perban tidak salah lagi aku pasti sudah dirumah sakit kataku dalam hati dan tanganku terasa menggenggam sesuatu yang ternyata sebuah gelang rupanya pria yang menolongku itu gelangnya tanpa sengaja terenggut olehku saat dia menarikku, tapi dimana dia sekarang, selamatkah dia?bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih padanya.

Monyet! Nyet! Hoi tunggu dong!”suara jelek itu lagi, tanpa menolehpun aku sudah tahu siapa pemilik suara itu. Makanya aku tidak merasa perlu untuk menoleh. Pandangan dan langkah kakiku tetap lurus-lurus menuju gerbang kampus. Lagi pula aku tidak merasa bernama monyet.
Oya aku lupa memperkenalkan diriku namaku rima ismayanthi, aku kulaih disalah satu universitas negeri di kota kembang dan tadi si bodoh itu namanya gagas satria dia merupakan mahasiswa pindahan dari Jakarta, dia mengambil jurusan yang sama denganku di pendidikan kimia.

Tangan mahluk menyebalkan itu memgang bahuku
“sombong amat sih kamu, nyet. Mau diajak pulang bareng malah sok budek. Atau ….emang budek beneran?he…he,…he…” seorang cowok jangkung yang berdiri didepanku cengengesan.
“siapa yang mau pulang bareng kamu?” kataku singkat tanpa menghentikan langkah.
“pokoknya hari ini kamu harus pulang sama aku”
“keras kepala”pikirku, kalau aku cowok, pasti sudah kutonjok cowok didepaku ini
“apa sekarang kamu mau pulang sama rendi, nyet?”
“kalau iya mang kenapa?”
“kalian sudah jadian ya, benarkan nyet,”
“belum, tapi sebentar lagi dia akan nembak tuan putri jadi tuan jangan khawatir”kataku sambil berhenti
Dan disana rendi melambaikan tangan padaku supaya menunggu, kami menatap dia sama-sama yang sebentar kemudian sudah dihadapan kami dengan motor ninja merahnya
“hai…gas, kami duluan ya”kata rendi sambil mengajakku naik
“maaf ya”kataku perlahan dan dia menatap kepergianku yang entah kenapa hatiku tiba-tiba sakit

Dua hari kemudian aku berkunjung kerumahnya gagas dengan berurai air mata
“nyet!kau, kenapa?” serunya terkejut sekali
“aku mau curhat”kataku pelan
“oke..oke, bentar ya, bu…!bu gagas pergi dulu ya!”katanya pamitan pada ibunya dan mengeuarkan sepeda motor biru mengkilapnya
“kita kebukit belakang rumah ya”katanya sambil menyurhku supaya naik, aku menurut saja tanpa bicara apa-apa
Dan tibalah kami dibukit belakang rumah gagas. Sebenarnya tempat ini tempat perjumpaan kami pertama kali. Lalu kami berinisiatif sebagai tempat untuk menjadikan bukit ini sebagai tempat main kami atau tempat merenung sambil menatap senja. Biasanya gagas yang lebih sering menggunakan tempat ini karena tempat ini lebih dekat dari rumahnya daripada rumahku
“kenapa?mau cerita apa?”katanya sesampainya dibukit
“rendi gas…” kataku pelan sambil tak henti-henti mengeluarkan airmata
“iya kenapa dengan rendi”
“rendi mendekatiku ternyata dia menginginkan bella, dia mencintai bella temanku bukan mencintaiku”
Kataku sambil menangis, dia menepuk bahuku
“kamu tahu darimana kalau dia suka bella, mungkin hanya ingin membuatmu cemburu kali”
“enggak gas, dia cerita semuanya ma aku, aku kira dia mau nembak aku ternyata dia mengutarakan isi hatinya untuk bella”
“benarkah”
“iya..kau gak percaya ya”
“iya aku percaya, tapi nangisnya udah dong, berarti dia bukan jodoh kamu, lagian cowok kayak gitu dicintai”
“sebenarnya aku suka ma dia karena dia tahu tentang gelang aku”
“gelang! hanya karena dia tahu gelang kamu, kamu langsung suka ma dia”?
“ini bukan gelang biasa gas, gelang itu punya sejarah bagiku dan ketika aku tanpa sengaja memperlihatkannya padanya dia bilang kalau dia juga dulu punya gelang seperti itu, begitu”
“dank arena itu kamu suka ia”
“iya”
“mang ada sejarah apa ma gelang kamu?”
“sebenarnya dulu sepulang liburan semesterdan akan berangkat kebandung aku mengalami kecelakaan, aku mengalamipingsan berkali-kali dan dia pria itu menolongku, aku tidak tahu rupanya seperti apa tapi gelangnya terenggut olehku dan aku yakin dia seorang pria karena dia bicara saat menolongku.”
“apakah kecelakaanny terjadi di padalarang?”
“kok kamu tahu?”
“apa gelangnya seperti ini?”katanya sambil memperihatkan gelang nya dari balik bajunya
“eh iya, kau…?”
“iya, akulah orang itu boleh aku tahu gelang yang ada padamu?”
Akupun mengeluarkannya dan memberikannya padanya setengah tak percaya ternyata pria yang selama ini kucari ada didepan mataku, dia yang dekat sekali denganku, dia yang suka memanggilku monyet
“kau……jadi kau..?”kataku pelan
“iya,akulah orang yang kau cari itu, bi situ tabrakan dengan mobil yang kami tumpangi sekeluarga, karena kejadian itu ayahku meninggal dan aku bersama ibuku pulang kebandung, waktu itu aku hanya mengantarkanmu sampai kerumah sakit, karena aku harus mencari mayat ayahku akhirnya aku meninggalkanmu”
“jadi begitu kejadiannya”
“terus sekarang bagaimana?”
Bagaimana apanya”
“apa kau juga mencintaiku, karena aku adalah orang itu monyet manisku?”katanya sambil menatapku
Aku tersenyum lebar kearahnya dan dia memeukku. Kini baru kusadari setelah sekian lama bersahabat dengannya ternyata hatiku sangat dekat sedekat tali persahabatan kami selama ini
Aku tidak tahu harus berkata apa tapi entah kenapa aku merasa bahagia sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quality advertising. Big traffic. Increase sales. Promote your website. Advertise your product to shoppers.